Pengakuan Mantan Juru Doktrin NII
Dulu saya menjadi Panitia hari kiamat, dan yang masuk surga hanya saya dkk di dalam kelompok, yang lain semua kita vonis masuk neraka.
Diawali dengan hal kecil yaitu syirik kuburan, syirik tahlilan, syirik maulid, syirik shalawat, syirik musik, syirik riba, dll, lalu meningkat ke syirik Pancasila, Syirik Demokrasi dan syirik pemerintah.
Ternyata saya telah berguru dengan orang yang salah dan akhirnya tersesat.
Puji syukur saya bisa kembali mendapat hidayah sehingga bisa melihat dunia ini yang lebih luas.
Ahlusunnah Waljamaah itu ternyata bahasa Arab, bahasa Indonesianya adalah golongan yang selamat dan berhak mendapatkan Surga
Ternyata golongan yang selamat bukan hanya umat Islam saja, tapi semua hamba Tuhan berhak Surga.
Siapa itu, mereka yang menjalankan ajaran Tuhan dengan Cinta Kasih dan Taat pada Pemerintah.
Asyik ternyata jika kita bisa berdamai dengan orang lain, bahwa kita sama sama hamba Tuhan yang punya tugas untuk beribadah kepada Tuhan dengan cara masing masing dan punya tugas yang sama sebagai warga negara yang juga harus taat pada pemerintah.
Jika ada orang kelihatan rajin ibadah namun dia anti dan merongrong terhadap pemerintah, maka dia bukan termasuk golongan ahlusunnnah waljamaah.
Dalam Islam diajarkan bahwa kita dilarang memberontak, ada hadist yang mengatakan bahwa barangsiapa yang memisahkan diri satu jengkal saja dari kepemimpinan negara yang sah kemudian dia mati,maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah.
Kritik itu wajib, tapi yang membangun dan ada solusi, bukan kritik yang merusak.
Jika ada kelompok mengaku ahlusunnah waljamaah tapi dia anti dan meronrong terhadap pemerintah, percayalah bahwa mereka sejatinya hanyalah orang orang yang ingin berkuasa dengan mengatasnamakan agama.
Ibnu Rusyid, salah satu cendikiawan terjenius dalam sejarah Islam, memperingatkan umat Muslim akan bahaya “alih fungsi agama”. Untuk menguasai orang yang bodoh, maka bungkuslah yang buruk dengan agama.
Ibnu Rusyid memperingatkan akan datangnya satu masa ketika Islam akan diselewengkan justru dijadikan “alat” untuk Membenarkan yang salah.
Sepanjang sejarah kemanusiaan, tak terhitung banyaknya konflik dan perang yang menggunakan agama sebagai dalih untuk justifikasi (pembenaran) aksi perang, juga untuk manipulasi massa agar mau dijadikan mesin robot untuk ambisi kekuasaan.
Jika tidak ingin negeri ini hancur seperti Suriah, Libya, Afganistan, maka gunakan akal kita untuk menyadari bahwa ancaman itu telah ada disekitar kita.
Tafsir Cangkem Elek
Ken Setiawan
IG @kensetiawan