Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan mengatakan bahwa Akhir-akhir ini, virus Negara Islam Indonesia (NII) kembali mengoyak Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jaringan NII sudah besar, sangat rapi dan modern, sehingga model perekrutannya mampu melibatkan golongan cerdik pandai, mulai dari pelajar, mahasiswa, santri, politisi, perbankan, PNS, sampai pejabat negara. Modus operandinya pun semakin canggih dengan mencuci otak (brain washing) orang pintar untuk dokrin NII.
Sejumlah kampus telah melapor ke NII Crisis Center untuk mendapatkan pendampingan terhadap mahasiswanya yang menjadi korban atau yang teridentifikasi terpapar NII.
Teranyar yang sempat viral masuk NII adalah adalah mahasiswa Kedokteran UNISULA, Mahasiswi S2 Tehnik Lingkungan ITB, Mahasiswi S2 Hukum Unila, Mahasiswi STT Telkom, Mahasiswi UIN RIL, Mahasiswa IPB Bogor, Mahasiswa S2 Ekonomi Pertanian Unpad dan oknum Kaprodi Universitas Muhammadiyah di daerah Jawa Barat juga ada yang terpapar NII.
Rata rata mahasiswa atau korban yang terpapar NII itu yang melaporkan ke NII Crisis Center adalah orang terdekatnya, sebab biasanya anggota NII itu akan merekrut orang terdekatnya, dan biasanya akan mengkafirkan seluruh orang yang belum bergabung ke NII, termasuk orang tua juga dikafirkan, lalu biasanya akan menipu orang tuanya dengan modus kehilangan barang dengan alasan merupakan barang milik tekan dan harus mengganti dengan sejumlah dana.
Banyak orang tua yang tidak kritis langsung memberikan sejumlah dana, terutama orang tua yang anaknya kuliah di luar kota karena bisanya temen temen anaknya diskenario untuk menghubungi keluarga dan memastikan kalau anaknya menghilangkan barang tersebut.
Termasuk kasus mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang sebut saja Fatah (nama samaran) yang juga terpapar NII karena awalnya diajak kajian agama oleh sahabatnya.
Karena dianggap kajiannya bagus, Fatah akhirnya memutuskan untuk Hijrah ke NII.
Beruntung Fatah langsung kritis dan tidak ditelan mentah mentah semua doktrin yang di sampaikan, terutama saat terus dimintai infak dalam jumlah yang besar dan diminta untuk menipu orang tuanya sebab dalam doktrin NII orang tua itu kafir. Akhirnya Fatah cari data di internet tentang NII dan menemukan beberapa kasus yang mirip denganya dan langsung menghubungi hotline NII Crisis Center
Atas arahan Tim NII Crisis Center Akhirnya Fatah memutuskan keluar dari NII.
Menurut Ken Setiawan, kasus mahasiswa UMM yang terpapar NII bukan kali ini saja, dulu tahun 2011 juga ada 9 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang hilang dan salah satu korban bernama Agung yang sudah pulang, keluarganya juga menghubungi tim NII Crisis Center untuk mengetahui cara mengembalikan pemikiran orang yang sudah terpapar NII.
Doktrin NII itu seperti virus yang bisa menimpa siapa saja, tidak pandang sisi usia, pendidikan dan profesi, yang terpapar NII akan bodoh mendadak.
Ken tidak menyalahkan pihak kampus karena jangankan pihak kampus, banyak orang tua dan keluarga terdekat saja tidak tahu kalau salah satu kerabatnya sudah terpapar NII, mereka pintar kamuflase atau menyembunyikan jatidiri sehingga gerakan mereka tidak mudah diketahui lingkungan terdekat.
NII Crisis Center membuka hotline pengaduan di kontak Whatsapp 0898-5151-228. Tutup Ken.